Kamis, 09 Agustus 2018


Yuk Hadir ke Festival Kopi Nusantara Kompas di Jakarta 


SILVITA AGMASARI 
Kompas.com - 19/07/2018, 22:11 WIB

Festival Kopi Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (19/7/2018).(KOMPAS.com / SILVITA AGMASARI)

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Kopi Nusantara diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta mulai tanggal 19-22 Juli 2018. Berbagai acara menarik diinisasi oleh Harian Kompas dan Bank BRI dalam tema 'Cerita Negeri Kopi'. "Bagi Kompas, Pak Jakob Oetama selalu mengajak generasi muda untuk mengenal tanah air. Sehingga berbagi cerita soal tanah air, dengan bantuan Bank BRI kita mau bercerita soal kopi karena bercerita soal kopi juga bercerita tentang Indonesia itu sendiri," kata Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo di acara pembukaan Festival Kopi Nusantara, Bentara Budaya Jakarta, Kamis (19/7/2018). Di Festival Kopi Nusantara, pengunjung dapat ikut serta dalam berbagai acara seperti kelas roasting, kompetisi manual brewinh, cuping kopi, leramal kopi, dan diskusi kopi. Perjalanan wartawan Harian Kompas dalam meliput kopi juga diabadikan dalam pameran foto. Pameran menampilkan keindahan daerah penghasil kopi, dan aktivitas para petani kopi tanah air.
Festival Kopi Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (19/7/2018).(KOMPAS.com / SILVITA AGMASARI)

Pengunjung juga dapat membeli bubuk dan biji kopi dari petani daerah langsung, serta alat menyeduh kopi di booth yang tersedia. "Indonesia ini salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Kopi ini termasuk yang dikembangkan oleh Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, pertanian, karena usaha lifestyle semakin meningkat Semoga orang makin suka minum kopi dan menjadi lifestyle yang diperbincangkan," kata Menteri Desa , Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat membuka acara Festival Kopi Nusantara.

Sumber: Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yuk Hadir ke Festival Kopi Nusantara Kompas di Jakarta"https://travel.kompas.com/read/2018/07/19/221159327/yuk-hadir-ke-festival-kopi-nusantara-kompas-di-jakarta
Penulis : Silvita Agmasari
Editor : Wahyu Adityo Prodjo

More pict. 






Rabu, 08 Agustus 2018

Seduhan Kopi Arabika Awali Wawancara Top 99 Hari Ke-7








Tim Panel Independen dan Gubernur Jatim menyaksikan barista saat menyeduh Kopi Arabika di sela wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Selasa (17/07).
JAKARTA – Hari ke-7 tahap presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik diawali oleh inovasi dari Dinas Perkebunan Pemprov Jawa Timur dengan inovasi Kolaborasi Pembinaan Ekonomi Terpadu Kopi Arabika (Kabinet Arabika). Di ruang Sriwijaya Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) juga hadir barista Waroeng Kopi Kayumas yang menjadi juara 1 nasional Festival Kopi Indonesia dan juara dunia kopi luwak.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Tim Panel Independen yang terdiri dari JB Kristiadi, Wawan Sobari, Eko Prasojo, Nurjaman Mochtar dan Indah Suksmaningsih pun menyaksikan proses pembuatan dan menikmati seduhan kopi arabika ini. 
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menerangkan, Kabinet Arabika hadir di tengah masyarakat Situbondo, khususnya kawasan Kayumas, agar warga sekitar atau para petani dapat mengoptimalkan lahan di daerahnya. “Inovasi ini berisi dengan program penyuluhan, pendidikan, latihan, pendampingan berkelanjutan, dan bantuan alat atau mesin pengolah kopi,” ujar gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, saat presentasi, di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Selasa (17/07).
Program yang dimulai sejak 2006 ini sangat inovatif karena mengelola kopi arabika dari hulu ke hilir. Tidak berhenti pada pembangunan on farm, Kabinet Arabika dirancang agar petani dapat menjual produk biji kopinya langsung ekspor dan mampu menghasilkan produk hilir, baik kopi sangrai maupun kopi bubuk kemasan.
Setelah Kabinet Arabika, Pemprov Jawa Timur mempresentasikan inovasi keduanya yang dinamakan Sim-PADU PMI (Sarana Informasi dan Pelayanan Terpadu Pekerja Migran Indonesia). Inovasi yang diciptakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Jawa Timur ini berisi sarana ruang informasi, konsultasi dan pengaduan yang terintegrasi dengan layanan pelatihan/sertifikasi serta Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA). Pakde Karwo menjelaskan, Sim-PADU PMI ini mampu meningkatkan kecepatan, transparasi dan kepercayaan dalam pelayanan publik, meningkatkan akses informasi dan perlindungan bagi pekerja migran. 
Berikutnya, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mempresentasikan dua inovasinya. Dua inovasi dari Kabupaten Lumajang ini adalah Blood_Jek Si Pengawal Darah dan Gebrakan Pagi Berseri. Bupati Lumajang, As’at Malik menyampaikan, Blood_Jek adalah sistem layanan yang dirancang khusus menjamin kualitas darah untuk kesembuhan pasien, memudahkan permintaan darah oleh keluarga pasien serta mendukung sistem layanan RS agar tetap berjalan optimal. Sistem layanan Blood_Jek yang digunakan adalah “permintaan langsung antar”. Maksudnya ialah, keluarga pasien melakukan permintaan darah dengan membawa formulir permintaan dan sampel darah serta menyelesaikan administrasi dan langsung kembali ke RS. 
Permintaan darah pasien langsung diproses, selanjutnya darah yang sudah siap untuk proses transfusi diantarkan langsung oleh petugas UTD yang berkompeten di tempat pasien dirawat. Layanan ini gratis, 24 jam bagi masyarakat Kabupaten Lumajang yang membutuhkan.
Sedangkan inovasi kedua dari Pemkab Lumajang, yakni Gebrakan Pagi Berseri adalah kependekan dari Pagelaran Aksi Bersama Sekolah Sehat Asri. Menurut As’at, gerakan ini sebagai upaya perbaikan citra positif pendidikan anak Indonesia “zaman now” dan menghilangkan efek kecanduan game. Mereka dididik untuk lebih aktif berinteraksi dengan teman melalui bermain di alam terbuka. Gerakan ini diinisiasi oleh Puskesmas Randuagung dan Dinas Kesehatan Pemkab Lumajang.
Menutup sesi pertama, Puskesmas Klagenserut Dinas Kesehatan Pemkab Madiun, Jawa Timur mempresentasikan inovasi yang bernama Simpatik Anak Cerdik (Siswa Pemantau Jentik oleh Anak-Anak yang cerdik). Wakil Bupati Madiun, H. Iswanto menerangkan, inovasi ini menjadikan para siswa MIN 01 Madiun sebagai juru pemantau jentik kecil di masyarakat. Tugas ini difokuskan untuk siswa kelas 4, 5 dan 6 memantau lima rumah di sekitarnya setiap hari Jumat dan dilaporkan pada sekolah.
Apabila terdapat rumah yang jentiknya positif, pelaporan ini memangkas waktu dan langsung ditanggapi oleh pihak kesehatan sehingga lebih cepat memutus mata rantai penularan atau menurunkan resiko terjangkitnya penyakit DBD. Inovasi ini berhasil memecahkan masalah dengan salah satu indikatornya yaitu menurunkan angka kejadian kasus DB di Desa Klagenserut sebagai salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Klagenserut. (byu/don/HUMAS MENPANRB)
Sunber : https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/seduhan-kopi-arabika-awali-wawancara-top-99-hari-ke-7